7 Kiat Sukses Ujian Nasional

Sekolah merupakan salah satu lembaga formal yang menjembatani kehidupan anak bangsa menjadi lebih maju, sehingga dapat membawa bangsa ini menuju titik yang dicita-citakan. Sekolah menjadi salah satu sumber penggalian ilmu pengetahuan. Nilai-nilai yang diterapkan di lingkungan sekolah dapat menjadi pengaruh positif bagi para pelajar. Tidak heran apabila pemerintah menempatkan perhatian lebih kepada lembaga pendidikan khususnya sekolah.

Namun dengan keterbatasan, tetap saja sekolah bukanlah pupuk komplit yang dapat memberikan  pertumbuhan sempurna untuk tunas bangsa. Ada beberapa unsur yang tidak dapat sepenuhnya ditemui di lingkungan sekolah. Mungkin ada, tetapi kurang mendalam. 

Untuk lebih mendalami, maka pendidikan di luar sekolah memiliki peran yang cukup penting. Pendidikan tersebut bukan hanya berkecimpung dalam ranah ilmu pengetahuan seperti ilmu sains, ilmu sosial, matematika dan sebagainya. Tetapi juga mengajarkan bagaimana cara mewujudkan cita-cita bangsa ini dan bagaimana bersosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitar.

Berikut adalah beberapa pendalaman pendidikan yang perlu diterapkan di luar lingkungan sekolah untuk generasi yang berkualitas.

•••

Agama menjadi unsur paling penting dalam kehidupan manusia. Segala urusan di dunia ini tidak terlepas dari ajaran agama. Pentingnya peran agama ini dibuktikan dalam butir pancasila yang diletakkan pada ayat pertama. Artinya segala urusan, problematika, serta jalannya negara Indonesia harus menempatkan "Ketuhanan yang maha esa" sebagai acuan utamanya.

Bagaimana jadinya apabila bibit-bibit bangsa memiliki hubungan buruk dengan agamanya? Tentu saja akan berdampak buruk pula bagi urusan-urusan yang lain. Karena pada dasarnya apabila seseorang menjalin hubungan baik dengan agamanya, maka hal-hal lain yang bersifat duniawi akan mengikuti pula. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tidak acuh akan agamanya? Maka mereka akan melakukan hal yang serupa pula terhadap kepentingan dan urusan duniawi.

Selanjutnya berbicara mengenai krisis karakter dan moral. Hal ini merupakan efek dari rendahnya nilai-nilai agama yang tertanam dalam pribadi seseorang.

Saya ingin mengajak anda untuk flashback sedikit. Apa yang ada dalam hati nurani anda ketika melihat berita ini?

Mari kita sedikit merenung. Apabila sekolah adalah tempat pembentukan karakter bangsa, mengapa kasus-kasus tersebut dapat terjadi berulang kali? Apakah sudah segundul itu moral anak bangsa? Apakah tidak ada nilai-nilai agama dan sopan santun yang mereka dapatkan dari keluarga?

Terkikisnya moral bangsa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar serta berkurangnya perhatian dan pendidikan dari keluarga. Beberapa penyebab utamanya adalah kurangnya kasih sayang dari keluarga, orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga menelantarkan anak-anaknya, pergaulan bebas dan sebagainya.

Berbicara mengenai agama, akhlak, moral dan sebagainya, pendalaman tersebut tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Pendidikan di luar lingkungan sekolah, khususnya keluarga menjadi aktor utama yang memegang kendali terpenting. Sehingga peran keluarga terhadap karakter bangsa menjadi sangat vital.

Untuk memperbaiki keterpurukan tersebut, tentunya pondasi yang perlu diperbaiki adalah agama. Pendidikan agama menjadi solusi yang tepat dalam masalah tersebut. Tidak hanya di sekolah, pendidikan agama di luar sekolah justru harus lebih mendominasi. Melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, misalnya melakukan kajian rutin setiap minggunya. Hal ini berlaku kepada semua agama di bangsa ini.

Selain itu membuat acara-acara keagamaan, perlombaan serta kegiatan rutin lainnya menjadi sangat penting pula. Tidak sebatas itu, para remaja juga membutuhkan bimbingan agar mereka memiliki tanggungjawab untuk lebih ambil alih dalam hal tersebut. Dengan begitu, peran mereka untuk  bekerjasama dalam beribadah akan menjadi lebih terjalin secara berkelanjutan.

Semakin baik nilai-nilai agama yang dimiliki oleh generasi bangsa, maka semakin baik pula akhlaknya. Semakin baik akhlaknya maka semakin makmur pula bangsa ini.

Hidup di zaman teknologi yang serba canggih memang membuat segala kehidupan menjadi lebih instan. Tidak jarang pertukaran budaya antar negara pun semakin instan pula. Apakah salah? Tentu saja tidak apabila saling bertukar budaya dan nilai-nilai yang positif bagi masyarakat. Kalau tidak? Bisa berantakan. Budaya bangsa bisa jadi lenyap tergantikan dengan kebiasaan-kebiasaan yang "aneh".

Misalnya, pernahkah anda pergi ke mall, bioskop atau sejenisnya? Saya pribadi cukup sering merasakan ketidak nyamanan dengan cara berpakaian beberapa orang Indonesia disana, khususnya wanita. Bahkan semakin lama hal ini menjadi sebuah kebiasaan dan akhirnya menjadi sebuah tren bagi masyarakat. Itulah salah satu contoh yang nyata.

Menyikapi hal tersebut, tentunya pendidikan budaya yang ramah dan sopan santun menjadi sangat penting di luar lingkungan sekolah. Selain itu, kecintaan terhadap keberagaman budaya nusantara seperti alat musik, tarian, pakaian dan sebagainya juga sangat penting.

Semakin cinta anak bangsa akan budaya nusantara, maka akan semakin bersatu pula ia dalam keberagaman.

Pendalaman pendidikan budaya ini dapat ditempuh dengan membuat pelatihan dan kelas diskusi tentang adat istiadat. Misalnya, menggali potensi mereka yang gemar di bidang musik, lagu,  fashion dengan pakaian adat dan sebagainya.

Untuk menarik perhatian para muda-mudi agar berpartisipasi, pemerintah atau lembaga-lembaga yang bersangkutan dapat mencuri perhatian mereka dengan mengadakan festival-festival besar dalam setahun sekali misalnya. Dengan demikian mereka akan berlomba mencari tahu dan mencoba mengasah kemampuan mereka lebih serius lagi kemampuan mereka dalam budaya di daerah masing-masing.

Semakin didalami budaya ini, maka akan semakin tinggi pula eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, kita bisa menunjukkan betapa beragamnya budaya Indonesia di kelas internasional. Hal tersebut tentunya dapat mengundang daya tarik para turis untuk lebih kepo, sehingga memungkinkan pula mendapatkan keuntungan bagi ekonomi bangsa.

Untuk menjaikan sebuah negara menjadi semakin kuat, sikap nasionalisme menjadi sangat penting diajarkan dan diterapkan. Karena apabila rasa nasionalisme dan kebangsaan melekat di hati masyarakat, maka the power of kebersamaan dan persatuan akan semakin kuat pula.

Banyak masyarakat khususnya generasi bangsa yang memiliki sikap nasionalisme yang rendah. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya kesadaran dan kecintaan terhadap tanah air Indonesia.

Beberapa contoh sikap nasionalisme yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjaga ketertiban, mentaati hukum negara, mempertahankan dan memajukan bangsa, mencintai produk dalam negeri, menjunjung tinggi nilai kesatuan dan persatuan bangsa, ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan sebagainya.

Dari beberapa contoh sikap nasionalisme tersebut bisa dilihat seberapa besar penerapannya dalam lingkungan saat ini. Menurut anda seberapa besar?

Untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan kebangsaan ini tentunya lingkungan sekolah saja tidak menjamin 100%. Untuk itu dibutuhkan tambahan pendidikan  di luar lingkungan sekolah.

Keluarga dan masyarakat memegang peran penting dalam hal ini. Dalam keluarga, misalnya bersikap adil terhadap sesama anggota keluarga, memegang erat tanggungjawab yang telah diamanahkan, serta menjaga nama baik keluarga dengan sikap dan perbuatan. Semua hal tersebut tentunya tidak akan didapatkan kecuali dari kedua orang tua dan keluarga.

Sedangkan di dalam lingkungan masyarakat, misalnya meningkatkan disiplin dan tanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan, ikut andil dalam menjaga keamanan lingkungan, gotong royong dan saling membantu, serta memiliki nilai sosial yang tinggi.

Tidak dapat dipungkiri, teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam memfasilitasi kehidupan masyarakat di era ini. Kemudahan yang ditawarkan menjadi salah satu hal positif yang memikat masyarakat untuk berperan aktif di dalamnya.

Namun tidak jarang penyalahgunaan teknologi semakin menjadi-jadi saat ini. Penipuan online, protitusi online serta kejahatan-kejahatan lainnya masih sering terjadi dalam lingkungan masyarakat. Tidak sebatas itu, dapat kita perhatikan data berikut (Sumber data : Kominfo).

Dengan didominasi oleh remaja, tentunya penggunaan internet sangatlah disayangkan apabila hanya sekedar update status dan memberi komentar-komentar yang tidak bermanfaat di media sosial tersebut.

Banyaknya berita-berita hoaks yang tersaji di media sosial tentu saja mempengaruhi pola pikir anak bangsa. Belum lagi menu-menu busuk tersaji di internet yang dengan mudah dapat disantap 'lezat' oleh mereka. Hal ini tentunya berdampak buruk bagi mental, moral, dan etika para penerus bangsa.

Menyikapi hal tersebut, tentunya penggunaan internet yang sehat harus diajarkan dan diterapkan kepada masyarakat, khususnya anak-anak bangsa. Selain itu penggunaan internet  yang lebih cerdas  dan produktif tentunya perlu dilakukan. Sehingga mereka tidak hanya sebagai penikmat media saja.

Dalam hal ini tentunya sekolah saja tidak cukup untuk bertarung memperbaiki semua. Pendidikan di luar sekolah sangatlah penting untuk diterapkan. Melalui lembaga-lembaga tertentu, perlu diajarkan bagaimana penggunaan internet yang lebih cerdas dan produktif.

Salah satu lembaga yang berperan aktif dalam hal tersebut adalah DUMET School yang bergerak di bidang pendidikan, khususnya kursus website, digital marketing dan desain grafis.

Lembaga tersebut tidak hanya memberikan dampak positif dalam hidup orang banyak melalui teknologi. Tetapi bisa pula membantu membentuk sumber daya manusia yang ahli dalam bidang teknologi. Serta mewujudkan sistem pendidikan di Indonesia dan dunia yang berkualitas pada bidang teknologi informasi.

•••

Demikianlah beberapa pendalaman yang perlu diterapkan di luar lingkungan sekolah. Untuk menerapkan hal tersebut, tentunya peran pemerintah dan lembaga-lembaga  yang bersangkutan sangatlah penting. Selain itu peran keluarga menjadi dorongan utama untuk menciptakan generasi emas Indonesia.

Terimakasih

BACA JUGA :

7 Kiat Sukses Ujian Nasional

Ekonomi Masyarakat Desa Kutabuluh Jalan di Tempat?